Ayyuhal Ikhwah,..
”Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum [negeri, peradapan] sebelum kaum itu mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri....(Ar Ra’d: 11)
”....sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan meubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu meubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri....”(Al Anfaal:53)
Mengapa perubahan harus dimulai dari individu? ”karena individu manusia merupakan batu pertama dalam bangunan masyarakat. ”Kata Yusuf Al-Qaradhawi. (Fiqh Proritas, h. 241) adapun proses pembinaan diri ini dapat dilakukan dengan tarbiyah jama’iyah dan tarbiyah dzatiyah. Tarbiyah jama’iyah sebagai konsolidasi visi, fikrah,
kurikulum dan pemberdayaan semua potensi yang ada. Sedangkan tarbiyah dzatiyah merupakan pengembangan diri secara maksimal untuk dapat memberikan kontribusi dakwah dalam amal jama’i. Keduanya harus berlangsung secara simultan.
Dakwah Kami Punuh Dengan Kasih Sayang,..
Betapa inginnya kami agar umat ini mengetahui bahwa mereka lebih kami cintai daripada diri kami sendiri. Kami berbangga ketika jiwa-jiwa kami gugur sebagai penebus bagi kehormatan mereka, jika memang tebusan itu yang diperlukan. Atau menjadi harga bagi tegaknya kejayaan, kemuliaan, dan terwujudnya cita-cita mereka, jika memang itu harga yang harus dibayar. Tiada sesuatu yang membuat kami bersikap seperti ini selain rasa cinta yang telah mengharu-biru hati kami, menguasai perasaan kami,memeras habis air mata kami, dan mencabut rasa ingin tidur dari pelupuk mata kami. Betapa berat rasa di hati ketika kami menyaksikan bencana yang mencabik-cabik umat ini, sementara kita hanya sanggup menyerah pada kehinaan dan pasrah oleh keputus asaan.
Sungguh, kami berbuat di jalan Allah untuk kemaslahatan seluruh manusia, lebih banyak dari apa yang kami lakukan untuk kepentingan diri kami. Kami adalah milik kalian wahai saudara-saudara tercinta. Sesaat pun kami tak akan pernah menjadi musuh kalian...kami tak pernah merasa lelah berjalan, tak merasa bosan berkarya, tak jengah mencari hidayah,tak gelisah meski kondisinya sederhana. Yang penting setiap perjalanan hidup bisa memberikan kontribusi dan karya nyata...
Ayyuhal Ikhwah
Dakwah yang kita pelajari ini merupakan bagian penting dalam perjalanan panjang kita menuju Allah SWT. Bahkan dakwah adalah perjalanan yang sebenarnya perjalanan yang akan sangat panjang dan melelahkan. Perjalanan yang membutuhkan kekuatan fisik, mental dan spiritual. Lalu, kapan berakhir..? maka sering-seringlah melihat matahari di pagi hari. Jika ia ternyata terbit dari barat, maka itulah pertanda berakhirnya perjalanan dakwah ini. Bertanya ” kapan berakhirnya perjalanan dakwah ini?” bukanlah hal yang asasi. Akan tetapi, berkata” beri kami ’petunjuk jalan’ agar kami sampai ke-akhir-nya!” ialah ungkapan kesiapan untuk memikul beban perjalanan. Karena kita harus mengetahui jalan atau cara dakwah yang benar, kemudian memikul tugas dan amanah ini agar para pendukung dakwah berhimpun menjadi satu, bergandeng tangan serta berjalan bersama kearah satu tujuan. Segala kekuatan dan usaha harus disesuaikan dan diatur rapi, sehingga pertolongan Allah menjelma dan bendera Al-Qur’an terus menerus berkibar di angkasa di jagat raya ini. Dan ketika itulah kelompok mikmin bergembira dengan pertolongan Allah.”Dan di hari (kemenangan itu bergimbiralah orang-orang yang beriman karena pertolongan Allah.”(Ar-Rum:4-5)
*Seri taujih dakwah dan harokah
Bahan bacaan:
1.Fiqh Dakwah, Syaikh Mustafa Mansyur
2.Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin, Hasan Al-Bana
3.Quatum Tarbiyah Mencetak Kader Serba Bisa, Solikhin Abu’Izzuddin
by: Andi Widodo
Meraih Kesuksesan Dengan Kejujuran (Refleksi Nilai Kehidupan)
-
Perlu diketahui bahwa setinggi apa pun jabatan, sehebat apa pun profesi,
sebanyak apa pun uang, apabila dihiasi dengan ketidakjujuran, maka tidaklah
akan...
3 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar